Katamu hujan adalah air mata malaikat
Yang cemburu pada manusia
Pada harapan yang Tuhan titipkan di wajah senja
Juga pada senyummu yang memikat
Kau lihat Edelwise di alun-alun Surya Kencana
Bukan karena aroma ia menjadi istimewa
Hidupnya seperti rumput sederhana
Janjinya setia pada derita
Ingatkah kau pada doa yang kita ucap
Pada butir hujan yang lindap
Saat kita saling mendekap
Diam dalam sepi senyap
Mari kita ambil satu, dua butir
Kita sulam dan kita renda
Sebelum umur kita berakhir
Sebagai hadiah anak cucu kita
Katamu hujan adalah air mata malaikat
Mari kita ambil tiga butir
kita ukir di atas pasir
Katakan bahwa duka tak selamanya melekat.
Mari kita tangkap empat atau lima
kita beri gincu berwarna
Lihatlah betapa hujan tak hanya perlambang duka
Karena dia juga bisa tertawa.
Seperti kita berdua
Kemarilah wahai cinta
Kita dekap luka bersayap
Kita pilin benang asmara