Jika
ada yang bertanya padamu, bagaimana aku? Jawab saja; Si keras kepala. Lalu jika
dia tidak puas dengan jawaban itu dan menuntutmu lebih. Jawab saja aku bukan
orang penting. Sama seperti manusia mubah. Keberadaan maupun ketidakberadaannya
tidak akan menambah atau membawa manfaat lebih padamu. Atau barangkali malah
manusia haram. Yang ketidakberadaannya jauh lebih bermanfaat daripada
keberadaannya.
Jika
kau cari di mana letakku di antara deretan huruf abjad. Maka aku bukan deretan lambang
konsonan, apalagi vokal. Aku hanya ingin menjadi spasi di antara huruf-huruf
itu. Jadi tak perlu kau Tanya padaku aku ini mendukung apa dan siapa. Aku hanya
ingin berada di antara dua atau tiga pihak mana pun yang berebut sesuatu, tanpa
aku ikut mendapatkan apa yang diperebutkan itu.
Jangan
sekalipun menerka, bahwa sejatinya diriku adalah apa-apa yang kutulis. Perlu kau
ingat, bahwa tulisan-tulisanku itu bukan sebuah kata-kata hikmah dari seorang Begawan,
atau kalimat yang berfikir seperti seorang filosof. Seringkali tulisan-tulisanku
adalah cara untuk menyembunyikan siapa diriku yang sebenarnya.
Jika
kau ada yang bertanya padamu, lagi, perihal siapa aku? Maka jawablah aku adalah
seorang penyendiri yang menyukai keramaian. Kau akan menemukan diriku di antara
riuh dan senyap. Aku berada di antara rindu dan dendam.
Apakah
kau akan sepenuhnya percaya pada celotehan-celotehan yang ada di facebook,
twitter dan blog ini? Sesekali percayalah pada petuah tua; bertanyalah pada
temanku, bukan pada orang lain. Karena, seorang teman itu tergantung pada siapa
orang dekatnya. Karena tak ada yang lebih tahu siapa sebenarnya aku selain
teman-temanku.
Lalu
jika kau belum cukup puas dengan itu semua, maka bertanyalah pada ujung dari
segala muara. Bertanyalah pada Tuhan. Karena kebaikanNya-lah, Dia masih
menyembunyikan aib-aibku. Sekiranya kau mengetahui keburukanku, niscaya kau
akan lari seperti kelelawar yang menjauhi
cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar