Undang-undang dirancang untuk
menjerat uang. Ayat-ayat disulap untuk mengikat. Pasal-pasal harus dibuat dan
direncanakan sebanyak mungkin. Bukan demi ketertiban. Melainkan, agar
orang-orang kecil yang tak pernah tahu hukum itu setiap hari kena semprit. Dan
kau tentunya sudah tahu kalau harga dari hormat seorang Polisi yang berkata, “Selamat
pagi, siang atau sore itu” berarti minimal selembar uang kertas bergambar Otto
Iskandar Di Nata harus segera kau keluarkan. Demi sebuah kata indah yang sering
diucapkan pengikut setia Bob Marley; Piss men... Damai.
Peraturan tinggal peraturan. Dan kau
tahu, buat apa siang-siang hari di Jakarta yang sudah panas, kau harus
menyalakan lampu motormu? Bukankah itu peraturan yang lucu. Ya... Begitulah
negeriku. Setiap musibah akan diubah menjadi anugrah. Setiap kesempitan akan
dibuat menjadi kesempatan. Seumpama satu pasal itu adalah sehelai senar pancing
nelayan. Makan ayat-ayatnya pun harus sebanyak mata kail yang terpasang di ujung-ujungnya.
Berharap semakin banyak kesempatan ikan yang datang dan terjerat.
Maka dari itu. Jadilah manusia yang
sewajarnya saja. Jangan pernah gila pangkat dan hormat. Apalagi dihormati
Polisi.
Jagiho: Jangan Gila Hormat.
Jagiho: Jangan Gila Hormat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar