Social Icons

Halaman

24 Apr 2014

Awas Kesandung



Masih hangat kasus yang mendera Farhat Abbas akhir-akhir ini. Saya tidak ingin menyikapi hal tersebut. Cuma sekedar mengambil contoh saja. Dengan adanya jejaring sosial, sebut saja Facebook dan twitter (meski masih banyak yang lain). Setidaknya dua jejaring sosial ini membawa efek yang dahsyat. Kita seolah-olah diberikan ruang sebebas-bebasnya melakukan apa saja. Bebas mencaci, bebas berkomentar, bebas dukung-mendukung. Padahal di negeri ini sudah ada Undang-Undang ITE.

Nasib naas. Sama seperti KUHP, berapa banyak dari kita yang pernah membaca dan mengetahui secara pasti tentang undang-undang tersebut. Paling banter kita ingat peraturan yang dekat dengan kita semisal; kena semprit Pak Polisi ketika tidak menyalakan lampu, tidak punya SIM, melanggar lampu lalu lintas, mengendarai sepeda motor di jalur cepat. Begitu, selebihnya, orang-orang seperti saya ini hanya menjadi “sasaran” empuk segala macam tetek bengek dari kitab undang-undang yang ada. Kita tak pernah sekalipun membaca kitab undang-undang yang berisi tentang hal yang boleh dikerjakan dan hal yang disebut dengan pelanggaran. Seperti kita dilepas bebas di hutan. Tanpa tahu mana yang boleh dan mana yang tidak. Sebenarnya ada tolok ukur alami. Yakni hati kita sendiri. Tapi seringkali kita mengabaikannya.

Kita abaikan dulu soal di atas. Mungkin bukan kapasitas saya bicara soal hukum. Saya cuma mencoba mengamati sedikit hal yang dekat dengan saya; akun sosmed. Berapa banyak dari kita yang curhat lewat sosmed? Ratusan atau jutaan? Nggak usah dihitung, toh, nggak akan keluar di ujian. Yang coba saya ingin ungkapkan adalah tentang “kendali diri” atas akun kita sendiri. Betapa gampangnya kita hari ini mengumpat dan mencaci orang lewat sosmed (termasuk saya sendiri), berapa kali kita mengeluh di sosmed, merasa bahwa kesedihan dan kedukaan itu hanya menimpa diri kita sendiri, orang lain tidak.

Soal caci-mencaci dan menghujat itu yang ingin saya garis bawahi. Silakan update status atau “ngetwit” sesuka hati anda. Cuma, harap sesekali dipikir ulang. Takutnya niat cuma sekedar iseng-iseng, ternyata anda malah kesandung masalah seperti pengacara di atas. Kan berabe jadinya. :). Begitu saja...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates