Masih hangat kasus yang mendera
Farhat Abbas akhir-akhir ini. Saya tidak ingin menyikapi hal tersebut. Cuma sekedar
mengambil contoh saja. Dengan adanya jejaring sosial, sebut saja Facebook dan
twitter (meski masih banyak yang lain). Setidaknya dua jejaring sosial ini
membawa efek yang dahsyat. Kita seolah-olah diberikan ruang sebebas-bebasnya
melakukan apa saja. Bebas mencaci, bebas berkomentar, bebas dukung-mendukung. Padahal
di negeri ini sudah ada Undang-Undang ITE.
Nasib naas. Sama seperti KUHP, berapa
banyak dari kita yang pernah membaca dan mengetahui secara pasti tentang
undang-undang tersebut. Paling banter kita ingat peraturan yang dekat dengan
kita semisal; kena semprit Pak Polisi ketika tidak menyalakan lampu, tidak
punya SIM, melanggar lampu lalu lintas, mengendarai sepeda motor di jalur
cepat. Begitu, selebihnya, orang-orang seperti saya ini hanya menjadi “sasaran”
empuk segala macam tetek bengek dari
kitab undang-undang yang ada. Kita tak pernah sekalipun membaca kitab
undang-undang yang berisi tentang hal yang boleh dikerjakan dan hal yang
disebut dengan pelanggaran. Seperti kita dilepas bebas di hutan. Tanpa tahu mana
yang boleh dan mana yang tidak. Sebenarnya ada tolok ukur alami. Yakni hati
kita sendiri. Tapi seringkali kita mengabaikannya.
Kita abaikan dulu soal di atas. Mungkin
bukan kapasitas saya bicara soal hukum. Saya cuma mencoba mengamati sedikit hal
yang dekat dengan saya; akun sosmed. Berapa banyak dari kita yang curhat lewat
sosmed? Ratusan atau jutaan? Nggak usah dihitung, toh, nggak akan keluar di
ujian. Yang coba saya ingin ungkapkan adalah tentang “kendali diri” atas akun
kita sendiri. Betapa gampangnya kita hari ini mengumpat dan mencaci orang lewat
sosmed (termasuk saya sendiri), berapa kali kita mengeluh di sosmed, merasa
bahwa kesedihan dan kedukaan itu hanya menimpa diri kita sendiri, orang lain
tidak.
Soal caci-mencaci dan menghujat itu
yang ingin saya garis bawahi. Silakan update status atau “ngetwit” sesuka hati anda. Cuma, harap sesekali dipikir ulang. Takutnya
niat cuma sekedar iseng-iseng, ternyata anda malah kesandung masalah seperti
pengacara di atas. Kan berabe
jadinya. :). Begitu saja...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar