Social Icons

Halaman

24 Mei 2013

Cinta Adalah...



Kutitipkan Jakarta padamu. Sejenak akan kutinggalkan riuhnya. Aku bosan dengan kemunafikanya. Biarlah politisi sibuk berdebat dengan segala persoalannya. Ke gunung aku akan pergi merenung. karena yang tampak di kota hanya kepalsuan. Senyum, simpati dan iba yang penuh kamuflase

Aku titipkan janda-jandaku yang tak pernah kutalak. Istri-istri yang tak pernah bersuami. Karena tiap malam suaminya selalu berganti.

Beberapa hari ini aku sedang senang bermonolog. Salah satu monologku adalah sebuah kalimat, "Di jalan dakwah, aku akan menikah." aku terus googling, pakai google map, nyari jalan dakwah itu di Jakarta timur atau Jakarta selatan. Nggak ketemu. ternyata kecerdasan spasial saya memang jelek. :D
         
Lagi, aku tergelitik dengan kata syar’i. Aku ini manusia cap apa?  aku sendiri tidak tahu. Yang aku tahu kalau islam itu ya sholat. Bagiku sholat itu kewajibannya orang yang ingat. Orang yang sadar. Bukankah kitab suci mengajarkan jangan pernah kau dekati sholat dalam keadaan mabuk. Pertanyaanku, rasanya tak pernah sekalipun aku sholat dalam keadaaan ingat Tuhan. Yang sering kuingat adalah pekerjaan yang masih menumpuk, perut lapar, mimpi-mimpi yang berlum tercapai.

Ingat sih, paling pas takbiratul ihrom. Selebihnya Tuhan hilang dalam rukuk, dalam sujud.

Ke gunung aku akan bertanya. Tentang cinta. Aku percaya. Bahwa, Tuhan menciptakan segala sesuatu itu tak ada yang sia-sia. Bahwa, setiap benda punya makna.

“Belajarlah membaca kitab basah.”

“Kitab basah itu apa, Mas?”
“Asal kau rajin mencari, suatu hari kau akan menyadarinya.”

            Aku tinggalkan kitab basah dengan teka-tekinya. Beberapa update status di timelineku beberapa hari ini cukup menggoda imanjinasiku. Banyak yang sekedar copy paste. Ada juga yang serius bicara tentang cinta. Ah, lagi-lagi tentang cinta. Jangan pernah tanya padaku apa itu cinta. Cinta sendiri adalah ayat Tuhan yang sepertinya takkan habis digali dan ditafsiri.

            Cinta barangkali adalah ayat yang mutasyabihat. Seringkali menimbulkan perdebatan yang hebat. Seringkali menimbulkan multi tafsir.

            Cinta sebenarnya adalah cerita usang. Namun tetap saja menarik dari masa ke masa. Bukan karena ceritanya yang itu-itu saja. Tapi lebih karena “pencerita” skenarionya yang luar biasa. Seperti komedian yang bercerita dua puluh kali dengan cerita yang sama. Pada kesempatan yang berbeda kita tetap saja terbahak-bahak.
           
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada
           
            Kata Sapardi, mencinta itu seperti itu. Sederhana. Sesederhana masakan di warteg dekat kontrakanku. Masakannya itu-itu saja.
           
            Jangan tanya definisi cinta padaku. Bagiku cukup para penyair dan pencipta lagu yang menjelaskannya padamu. Bertanyalah pada mereka. Barangkali mereka lebih fasih. Begitu saja. Hidup itu enjoy saja kaya iklan rokok. Jangan dibuat rumit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates